BATERAI
A. Pengertian
Baterai
Adalah merupakan suatu komponen elektronika yang
menyimpan energi dalam bentuk senyawa kimia atau sel elektrokimia maupun untuk
menyimpan tenaga listrik arus searah ( DC ) yang
dapat diisi (charge) setelah energi yang digunakan.
B. Fungsi
Baterai
Fungsi baterai sendiri biasanya digunakan untuk
memberikan daya atau energi agar alat elektronik bisa berfungsi. Pada pusat
pembangkit listrik, sumber arus searah (DC) digunakan terutama untuk:
1. Menjalankan
motor pengisi (penegang) pegas PMT/CB.
2. Men-trip-kan
PMT apabila terjadi gangguan.
3. Melayani
peralatan komputer kontrol.
4. Melayani
keperluan alat-alat telekomunikasi.
5. Memasok
keperluan instalasi penerangan darurat.
6. Melayani
peralatan-peralatan motor listrik yang dianggap penting untuk beroperasi,
walaupun terjadi kegagalan operasional, antara lain motor-motor untuk
pelumasan, motor untuk rachet turbin, dan lain sebagainya.
C. Macam
– macam jenis baterai
Menurut sifatnya baterai
sendiri dibagi menjadi dua:
1. Baterai
Primer adalah tipe baterai yang dapat disimpan dan
menghasilkan energi listrik, tetapi tidak dapat diisi kembali.Baterai dengan
sifat seperti ini seperti:
· Baterai Alkaline adalah baterai yang
paling umum, mudah didapat dan termurah. Namun untuk aplikasi robot dan RC,
baterai ini merupakan pilihan yang buruk, jangan sekali-kali menggunakannya!
Baterai ini memiliki kapasitas yang rendah, berat, dan bermasalah dalam
men-supply arus besar dalam waktu pendek. Selain itu, dikarenakan batterai ini
tidak dapat diisi ulang, pemakaian secara terus menerus dengan mengganti
baterai baru akan menguras biaya yang cukup besar.
· Baterai Fuel Cell adalah baterai dengan
efisiensi energi tertinggi, yaitu 40 hingga 60 kali lipat Baterai Lithium Ion
(Li-On) dan memiliki energi densitas 2-3 kali lipat Li-Ion (Perbandingan antara
volume zat dengan energi yang dihasilkan, dengan demikian Baterai Fuel Cell
dapat menghasilkan energi 2- 3 kali Li-On pada Volume yang sama). Baterai ini
menggunakan methanol atau ethanol sebagai energi utamanya. Baterai ini tidak
dapat diisi ulang, jika pada saatnya baterai ini habis, maka kita tinggal
menggantinya dengan methanol atau ethanol baru. Baterai jenis ini cukup mahal,
yaitu berkisar antara 350-400$USD.
2.
Baterai
Sekunder
adalah Baterai yang dapat disimpan dan menyalurkan energi listrik dan dapat
diisi kembali dengan memberikan arus dengan arah berlawanan pada saat baterai
mengalirkan arusnya.
Macam
– macam baterai skunder:
· Nickel Cadmium (NiCd). Baterai NiCd
merupakan jenis baterai yang cocok untuk bebean yang memerlukan arus sedang
(2-3 Ampere). Baterai ini relative lebih murah dibandingkan dengan baterai
lainnya serta dapat di recharged secara cepat. Namun proses recharge dari
baterai ini memiliki kekurangan yang biasa disebut memory effect. Memory effect
menyebabkan pengurangan kapasitas baterai apabila di-recharge dalam keadaan
masih terisi muatan. Hal ini yang menyebabkan baterai NiCd harus benar-benar
dikosongkan bila akan diisi ulang.
· Nickel Metal Hydride (NiMH).
Baterai ini tidak jauh berbeda dengan baterai NiCd. Hal yang membedakan dari
keduannya adalah discharge factor serta siklus recharge. Baterai NiMH memiliki
kekurangan dimana dischare factor-nya cukup besar, sehingga bila baterai ini
dibiarkan begitu saja selama beberapa waktu, muatan yang terdapat dalam baterai
akan lebih cepat berkurang dibandingkan baterai lainnya. Namun dalam segi
siklus recharge, baterai ini memiliki kelebihan dimana dapat di recharg lebih
sering dibandingkan dengan baterai NiCd.
· Lithium Ion (Li-Ion). Baterai Li-Ion
merupakan baterai standar terbaru (disamping Lithium Polymer). Baterai ini
memiliki rapat energy lebih tinggi dibandingkan dengan baterai lainnya. Hal ini
memungkinakan baterai Li-Ion memiliki volume lebih kecil untuk kapasitas yang
sama. Selain itu, bater Li-Ion tidak memiliki memory effect sehingga dapat di
recharge kapan pun kita mau. Terdapat pula baterai Lithium yang bersenyawa
dengan senyawa polymer atau biasa disebut Lithium Polymer. Baterai Li-Po sangat
baik untuk pemakaian dalam arus besar karena dapat memberikan arus hingga 30
Ampere.
· Baterai Aki adalah baterai yang
cukup populer karena mudah dan murah untuk diproduksi. Baterai ini dapat diisi
ulang dan dapat diaplikasikan secara luas. Untuk robot yang memiliki
performansi besar dalam penggunaan motor atau solar, baterai ini menjadi
pilihan yang baik. Baterai ini cukup murah dan mudah didapatkan. Kekurangan
baterai ini adalah ukurannya yang cukup besar dan cukup berat, harus selalu
dalam keadaan terisi ulang, dan tidak memiliki kecepatan pengosongan baterai
(discharge) yang besar. Jika baterai ini tidak digunakan pada jangka waktu yang
lama, maka baterai ini akan melakukan pengosongan (discharge) secara internal,
sehingga Kita harus sering memastikan bahwa baterai ini dalam keadaan terisi
ulang. Hindari penggunaan baterai pada suhu yang terlalu panas atau di bawah 00
C.
D. Baterai
aki
Baterai
aki adalah baterai yang sering digunakan pada pembangkit listrik maupun gardu
induk karena daya yang dihasilkan cukup besar dan dapat di isi ulang.Fungsi aki
sendiri pada pembangkit antara lain:
1. Menjalankan
motor pengisi (penegang) pegas PMT/CB.
2. Men-trip-kan
PMT apabila terjadi gangguan.
3. Melayani
peralatan komputer kontrol.
4. Melayani
keperluan alat-alat telekomunikasi.
5. Memasok
keperluan instalasi penerangan darurat.
Melayani
peralatan-peralatan motor listrik yang dianggap penting untuk beroperasi,
walaupun terjadi kegagalan operasional, antara lain motor-motor untuk
pelumasan, motor untuk rachet turbin, dan lain sebagainya.
Aki
sendiri terdiri dari 2 jenis:
1. Jenis aki basah/ konvensional
berarti masih menggunakan asam sulfat ( H2SO4 ) dalam bentuk cair.Elektrolit
baterai merupakan campuran antara air suling (H2O) dengan asam sulfat (SO4),
komposisi campuran adalah 64 % H2O dan dan 36 % SO4. Dari
campuran tersebut diperoleh elektrolit baterai dengan berat jenis 1,270.
Aki basah sendiri di bagi menjadi 2:
a.
Low Maintenance
Jenis
ini bentuknya mirip dengan aki basah biasa dan tetap punya lubang pengisian di
atasnya. Bedanya, aki ini sudah diisi air sejak dari pabrik. Untuk pengisian
air aki (bukan dengan accu zuur) bisa dilakukan dalam 6 bulan hingga 1 tahun.
b. Maintenance
Free
Aki
jenis ini tidak mempunyai lubang pengisian air, meski berisi cairan. Mirip
jenis low maintenance, aki ini juga sudah diisi air dari pabrik. Bahan perak
yang dipakai buat elektroda membuat airnya tidak menguap. Kalaupun menguap akan
dikembalikan lagi ke dalam. Keuntungannya adalah aki jenis ini tidak butuh
perawatan
2. Aki kering karena asam sulfatnya sudah dalam bentuk
gel/selai. Dalam hal mempertimbangkan posisi peletakkannya maka aki
kering tidak mempunyai kendala, lain halnya dengan aki basah.
E. Penjelasan
tentang baterai aki
1.
Konstruksi
Aki
merupakan elemen sekunder yang merupakan elemen elektro-kimia yang dapat
memperbaharui bahan-bahan pereaksinya. Jenis aki yang sering dipakai adalah aki
timbal.Aki ini terdiri dari dua kumparan pelat yang dicelupkan dalam larutan
asam-sulfat encer. Kedua kumpulan pelat dibuat dari timbal, sedangkan lapisan
timbal dioksidaakan dibentuk pada pelat positif ketika lemen pertama
kalidimuati. Letak pelat positif dan negatif sangat berdekatan tetapi dicegah
tidak langsung menyentuh oleh pemisah yang terbuat dari bahan penyekat
(isolator).
L =
2.p.l.n.
dimana
:
L = luas bidang plat
positif (cm2)
p = panjang plat positif
(cm)
l = lebar plat positif
(cm)
n = jumlah plat positif
tiap-tiap sel
Kapasitas tiap cm2 plat
positif = 0,03 sampai dengan 0,05 AH(ampere jam). Tiap sel akumulator timah
hitam menghasilkan tegangan 2 volt.
2. Cara
kerja aki sendiri dibagi menjadi 2:
a. Cara
kerja di dalam aki (reaksi kimia)
Pada
akumulator (aki)
timah hitam terjadi proses elektrokimia yang bersifat reversible (dapat
berbalikan), yaitu proses pengisian dan proses pengosongan. Setiap molekul
cairan elektrolit asam sulfat (H2SO2) akan terurai menjadi ion positif hydrogen
(2H+) dan ion negatif sulfat (SO4 --). Tiap ion negatif sulfat akan bereaksi
dengan katoda (Pb) menjadi timah sulfat (PbSO4) sambil melepaskan dua elektron.
Dua ion hydrogen (2H+) akan bereaksi dengan anoda (PbO2) menjadi timah sulfat
(PbSO4) sambil mengambil dua elektron dan bersenyawa dengan atom oksigen
membentuk H2O (mokekul air). Pengambilan dan pelepasan elektron dalam proses
kimia ini akan menyebabkan timbulnya beda potensial antara katoda (kutub
negatif) dan anoda (kutub positif). Proses
kimia di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :
PbO2 + Pb + 2H2SO4 ——————> PbSO4 +
PbSO4 + 2H2O
(sebelum pengosongan) (setelah pengosongan)
Proses
kimia ini terjadi dalam proses pengosongan akumulator timah hitam atau pada
saat akumulator melayani beban. Setelah proses pengosongan, kedua plat negatif
dan plat positif menjadi timah sulfat (PbSO4) dan cairan elektrolitnya menjadi
cair (H2O), sehingga berat jenisnya akan berkurang. setelah mengalami
pengosongan, agar dapat dipakai melayani beban maka akumulator harus diisi lagi
dengan dialiri arus listrik DC. Pada proses pengisian akumulator dapat diuraikan
sebagai berikut :
PbSO2 + PbSO4 + 2H2O ——————> PbO2 + Pb
+ 2H2SO4
Setelah
proses pengisian, berat jenis cairan elektrolit akumulator akan bertambah besar.
Berat jenis larutan asam sulfat (asam belerang) H2SO4 sebelum pengisian adalah
1,190 gr/cm3 pada temperatur 15 oC (59 oF). Setelah diisi penuh berat jenis
elektrolitnya (asam sulfat) antara 1,205 – 1,215 gr/cm3.
Gambar 1. instalasi
baterai dan pengisiannya
b. Cara
kerja aki pada pembangkit
Pada pembangkit sendiri aki digunakan menurut
bebannya,ada yang memerlukan langsung tegangan DC tanpa harus di konversikan ke
AC,adapun juga beban yang menggunakan tegangan AC.Jika demikian maka arus
listrik DC yang dihasilkan ini akan dialirkan melalui suatu inverter (pengatur
tenaga) yang merubahnya menjadi arus listrik AC, dan juga dengan otomatis akan
mengatur seluruh sistem. Listrik AC akan didistribusikan melalui suatu panel
distribusi indoor yang akan mengalirkan listrik sesuai yang dibutuhkan
peralatan listrik. Walaupun dalam suatu pembangkit listrik juga dilengkapi
dengan Emergency Diesel Generator (EDG), namun memiliki fungsi dan pelayanan
yang berbeda dengan sumber cadangan baterai aki. Biasanya kumpulan dari baterai
aki tersebut dikenal dengan nama Battery bank.Baterai aki merupakan sumber arus searah yang digunakan dalam
suatu pusat pembangkit listrik.Baterai aki harus selalu diisi melalui penyearah.
F. Karakteristik
Baterai
Dalam pemilihan Baterai
terdapat beberapa karakteristik yang ada di dalam baterai tersebut antara lain:
1) Rating
Tegangan
Pemberian
rating tegangan pada baterai kadang membingungkan, sebab tegangan aktual
baterai akan berbeda dengan rating yang tertulis dalam baterai. Pada kebanyakan
baterai rating tegangan menunjukan tegangan baterai pada kondisi kosong.
Sebagai contoh baterai Nickel Metal Hidrida (NIMH) memiliki rating tegangan 1,2
V, yang menyatakan tegangan baterai tersebut bernilai 1,2V bila telah habis
terpakai (nilai nominal cell). Seiring dengan proses pengisian baterai atau
biasa disebut charging, tegangan baterai akan meningkat hingga bernilai
maksimum ketika baterai telah terisi penuh. Tegangan baterai saat terisi penuh
memiliki nilai lebih besar 15-25% dari rating tegangan baterai. Untuk
mendapatkan tegangan yang lebih besar, maka baterai dapat dipasang secara seri.
2) Rating
Arus
Rating
arus pada baterai diberikan dalam bentuk satuan “mA”. Rating arus menunjukan
arus maksimum yang dapat diberikan baterai pada beban. Rating arus sebenarnya
sangat jarang diberikan dalam baterai terutama baterai NiMH dan NiCd lain
halnya dengan baterai yang berasal dari senyawa Lithium. Untuk memperbesar
arus, maka baterai dapat dipasang secara parallel.
3) Kapasitas
Baterai
Kapasitas
pada baterai diukur dengan menggunakan satuan “mAh” atau “Ah” yang merupakan
singkatan dari mili-ampere-hour dan ampere-hour. Secara praktis baterai dengan
kapasitas 1000 mAh dapat memberikan arus sebanyak 1000 mA selama satu jam atau
2000 mA selama setengah jam.Untuk meningkatkan kapasitas, maka baterai dapat
dipasang secara parallel.
G.
Baterai
yang akan dikembangkan di masa depan
Ada macam-macam
baterai yang sedang dikembangkan untuk pengganti baterai aki di masa depan,antara
lain :
1.
Baterai Nuklir
memanfaatkan
proses terjadinya reaksi peluruhan (decay process) pada setiap bahan
radioaktif. Pada reaksi peluruhan ini yang dimanfaatkan adalah radiasi nuklir
itu sendiri yang disertai dengan pelepasan elektron atau muatan listrik dan
juga kemampuan menumbuk bahan untuk menghasilkan elektron sekunder yang dapat
diubah menjadi tenaga listrik. Bila hal ini bisa direalisasikan maka tenaga
listrik yang diperoleh dari hasil proses peluruhan zat radioaktif akan dapat
menambah sumber tenaga listrik arus searah, disamping sumber arus searah
(tanaga baterai) yang telah dikenal secara konvensional berupa baterai kimia
sel basah maupun sel kering.
Proses
peluruhan zat radioaktif sebenarnya adalah proses alami dari suatu zat
radioaktif atau radioisotop dalam rangka keseimbangan menuju kepada energi
dasarnya (ground state energy). Proses peluruhan zat radioaktif yang terjadi
berkaitan erat dengan jenis radiasi nuklir dari suatu radioisotop. Untuk itu,
perlu diketahui beberapa jenis radiasi yang mengikuti terjadinya proses
peluruhan tersebut. Jenis radiasi yeng dimaksud sebenarnya ada 8 macam, namun
yang akan dijelaskan hanya yang dalam proses peluruhannya menghasilkan elektron
atau yang dapat menyebabkan ionisasi langsung saja, yaitu radiasi yang dipancarkan oleh radioisotop
yang digunakan dalam baterai nuklir. Jenis radiasi tersebut adalah :
a.
Radiasi Alpha
(a)
Radiasi ini pada umumnya terjadi pada elemen berat, yaitu atom yang nomor
massanya besar (mohon dilihat sistem periodik/tabel berkala) yang tenaga
ikatnya rendah, yaitu tenaga ikat antara elektron dan inti atomya rendah.
Radiasi Alpha pada umumnya diikuti juga oleh peluruhan radiasi Gamma. Atom yang
mengalami peluruhan radiasi Alpha, nomor massanya akan berkurang 4 dan nomor
atomnya berkurang 2, sehingga radiasi Alpha disamakan dengan pembentukan inti
Helium yang bermuatan listrik 2 dan bermassa 4. Contoh peluruhan radiasi Alpha
adalah peluruhan Plutonium menjadi Uranium yang reaksinya sebagai
berikut:
94Pu239––>2He4
+ 92U235 (2He4 = radiasi Alpha)
b.
Radiasi Beta Negatif (b-)
Radiasi Beta
Negatif disamakan dengan pemancaran elektron dari suatu inti atom. Bentuk
radiasi ini terjadi pada inti yang kelebihan elektron dan pada umumnya juga
disertai juga dengan radiasi Gamma. Pada radiasi Beta Negatif, nomor atom akan
bertambah 1, sedangkan nomor massanya tetap. Contoh peluruhan radiasi Beta
Negatif adalah :
56Ba140 ––>-1e0
+ 57La140(-1e0 = elektron negatif)
c.
Radiasi Beta Positif (b +)
Radiasi ini sama dengan pancaran positron (elektron positif) dari inti
atom. Bentuk peluruhan ini terjadi pada inti yang kelebihan proton. Pancaran
positron dapat terjadi bila perbedaan energi antara inti semula dengan inti
hasil perubahan (reaksi inti) paling tidak sama dengan 1,02 MeV. Radiasi Beta
Positif akan selalu diikuti dengan peristiwa annihilasi atau peristiwa
penggabungan, karena begitu terbentuk zarah Beta (+) akan langsung bergabung
dengan elektron (-) yang banyak terdapat di alam ini dan menghasilkan radiasi
Gamma yang lemah. Contoh radiasi Beta Positif
7N13
––> +1e0 + 6C13 (+1e0
= elektron positif / positron)
Macam-macam
Baterai nuklir :
1. Baterai
nuklir “high speed electrons battery”
Baterai ini dinamakan juga dengan baterai nuklir Beta, sesuai dengan
jenis radiasi yang dipancarkan oleh radioisotop yang digunakan. Baterai nuklir
ini bisa menghasilkan tegangan sampai beberapa ribu volt. Tegangan yang tinggi
ini dipengaruhi oleh kerapatan isolator yang digunakan, sehingga tidak terjadi
kebocoran yang dapat menimbulkan ionisasi udara di sekitar terminal
elektrodenya. Arus yang dihasilkan masih rendah dan perlu dinaikkan lagi dengan
memperhatikan masalah nuclear barrier transmission seperti yang
diuraikan di atas. Radioisotop yang digunakan dalam baterai ini adalah
Strontium-90 (Sr90) yang mempunyai waktu paro 28 tahun, sehingga
umur pakai baterai nuklir jenis ini bisa dua kali waktu paronya, yaitu 56
tahun.
2. Baterai
nuklir “contact potential difference battery”
Baterai nuklir ini sering disingkat dengan baterai CPD (Contact
Difference Potential). Elektrode yang digunakan adalah 2 jenis bahan logam
yang mempunyai sifat “work function” yang sangat berbeda. Work function suatu
bahan adalah energi yang diperlukan untuk membebaskan elektron keluar orbitnya.
Bahan elektrode yang mempunyai sifat work function yang sangat jauh berbeda
adalah Seng (Zn) dan Karbon. Ruang diantara kedua elektrode, yaitu antara bahan
logam yang mempunyai sifat “work function” tinggi dan bahan logam yang
mempunyai “work function” rendah, diisi medium berbentuk gas, yaitu Tritium
yang setiap saat dapat diionisasikan oleh radioisotop menghasilkan elektron dan
ion positif. Hasil ionisasi (elektron dan ion) akan menuju ke masing-masing
elektrodenya sesuai dengan muatan listrik yang dibawanya. Penyerahan muatan
listrik ke masing-masing elektrode akan menimbulkan arus listrik searah secara
berkesinambungan. Radioisotop yang digunakan sama dengan baterai nuklir
pertama, yaitu Strontium 90 (Sr90).
3. Baterai
nuklir PN junction
Baterai nuklir ini memanfaatkan sifat radioisotop yang dapat
menimbulkan berondongan elektron (avalanche) pada salah satu elemen diode
semikonduktor yang dipasang di dalam wadah baterai. Bahan semikonduktor yang
dapat menghasilkan berondongan elektron akibat terkena radiasi adalah Antimon.
Sedangkan untuk elektrode positifnya digunakan Silikon. Berondongan elektron
yang terbentuk akan ditarik oleh elektrode positif dan pada saat penyerahan
muatan listrik akan timbul arus listrik searah seperti yang terjadi pada
baterai nuklir CPD. Baterai nuklir PN junction ini walaupun tegangannya rendah
tapi arus yang dihasilkan jauh lebih besar dari pada baterai nuklir lainnya.
Sumber radioisotop yang digunakan adalah Prometium 147 (Pm147) yang
mempunyai waktu paro 2,5 tahun, sehingga umur pakai baterai nuklir jenis ini
bisa mencapai 5 tahun.
4. Baterai
nuklir termokopel
Baterai nuklir jenis ini memanfaatkan panas yang ditimbulkan oleh
radioisotop yang ditempatkan pada bagian dalam wadah yang dilengkapi dengan dua
jenis logam yang bersifat sebagai termokopel. Arus yang timbul dari adanya
termokopel dapat menjadi tenaga baterai.
5. Baterai
nuklir “secondary emitter”
Baterai nuklir jenis ini menggunakan radioisotop yang dapat menumbuk
bahan target yang peka terhadap radiasi, sehingga akan menimbulkan elektron
sekunder akibat tumbukan tersebut. Elektron sekunder ini akan dikumpulkan oleh
elektrode yang tidak peka terhadap radiasi. Perbedaan tegangan pada kedua
elektrode tersebut akan menghasilkan arus listrik yang besarnya proporsional
dengan energi yang dibawa oleh elektron sekunder..
6. Baterai
nuklir fotolistrik
Baterai nuklir fotolistrik ini memanfaatkan sifat bahan sintilator yang
akan mengeluarkan pendar cahaya (foton) bila terkena radiasi. Pendar cahaya
(foton) yang timbul kemudian diubah menjadi tenaga listrik oleh bahan
semikonduktor yang peka terhadap foton cahaya. Foton cahaya dapat juga diubah
menjadi tenaga listrik oleh sel fotolistrik. Bahan sintilator yang digunakan
dapat berupa Posfor, Natrium Iodida yang diberi Thalium.
7. Baterai
nuklir “photon junction”
Baterai nuklir ini menggunakan posfor radioaktif (P32)
sebagai sumber radioisotopnya yang diapit oleh bahan semikonduktor. Bahan
semikonduktor diletakkan berhimpitan dengan “semiconductor surface layer” agar
dapat terjadi perpindahan “electron hole” akibat terkena radiasi P32.
Adanya perpindahan electron hole pada bahan semikonduktor ini akan menimbulkan
pulsa listrik yang besarnya sama dengan energi pendar cahaya yang terjadi.
Tegangan baterai nuklir ini relatif konstan.
H.
Kesimpulan
Baterai
adalah merupakan suatu komponen elektronika yang menyimpan energi dalam bentuk
senyawa kimia atau sel elektrokimia maupun untuk menyimpan tenaga listrik arus searah ( DC ) yang dapat diisi
(charge) setelah energi yang digunakan. Fungsi baterai sendiri biasanya
digunakan untuk memberikan daya atau energi agar alat elektronik bisa
berfungsi. Macam – macam jenis baterai adalah “Baterai Primer dan Baterai
Sekunder”. Pada tiap – tiap baterai baik yang tergolong baterai
primer ataupun sekunder memiliki karakteristik dan fungsi yang sama, hanya saja
sifatnya yang berbeda.
Ada berbagai macam jenis baterai yang digunakan untuk
sumber energi. Namun, pada pembangkit listrik maupun gardu induk baterai yang digunakan adalah aki (accumulator) karena
daya yang dihasilkan cukup besar dan dapat di isi ulang.